Proposal Perencanaan Program Public Relations
PROPOSAL PROGRAM PERENCANAAN PUBLIC
RELATRIONS
(LITERASI MEDIA SOSIAL)

DISUSUN OLEH:
KETUA KELOMPOK : TUBAGUS ALFIEN BACHRAN
ANGGOTA KELOMPOK :
1.
ANNIS
ZUNNUR 6. HASNI NUR FASIHA
2.
CHIKA
REZA AMANDA 7. LOVELY GRACE
3.
ETHALIANA
YOLANDA 8. NADIA KHAIRUNNISA
4.
EVI
AMALIA AMINI 9. NOVIRA ANDIANI
5.
FEBBY
ALPIONITA 10.
RAHMAT HIDAYAT
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
1.
FORMATIVE RESEARCH
1.1.
ANALISIS SITUASI
Di zaman serba digital seperti sekarang ini,
tidak banyak yang mengerti apa itu literasi media. Secara gambling, literasi
media sering diasosiasikan dengan istilah melek
media. Asosiasi ini kemungkinan didapat dari istilah literate yaitu melek huruf. Namun ternyata tidak
sesederhana itu. Literasi media, secara popular dimaknai sebagai pengetahuan
dan kemampuan yang perlu dimiliki seseorang agar ia dapat mendapatkan
menggunakan media dengan benar.
Bum dan Durrant (2017) menjelaskan literasi media dalam 3 aspek
yakni kultural, kritikal, dan kreatif. Kultural berarti literasi media
dikaitkan dengan kejadian dan kondisi yang terjadi dalam masyarakat tersebut.
Hal ini karena penggunaan media tidak lepas dari pengaruh latar belakang dan
perspektif penggunanya. Literasi media kritikal, dan tidak sama diterapkan pada
satu orang ke orang lain. Akan muncul kritik-kritik yang beragam antar pengguna
media dalam menyikapi fenomena yang terjadi. Hal ini terkait dengan perspektif
dan pola pikir yang tidak sama. Kemudian yang terakhir, literasi media itu
kreatif, jadi dalam menciptakan literasi media perubahan-perubahan yang dinamis
harus berlaku karena media dan konten yang ada juga semakin berkembang.
Literasi media tidak hanya tentang mengerti
sebuah teks media, dalam hal ini teks media bukanlah huruf saja, namun juga
audio visual, baik yang bersifat searah maupun interaktif. Literasi media juga
mengulas bagaimana membuat ulang (re-making) teks tersebut, sehingga muncul
adopsi dan adaptasi atas teks-teks media yang beredar. Dengan kata lain,
literasi media harus dimiliki oleh setiap pengguna media dan ini tidak hanya
berkaitan mengerti teks media dalam tataran kognitif.
Literasi media lebih kearah kemampuan (skill) yang memungkinkan pengguna media
yang menyikapi teks media secara kritis dan bijak, sehingga tidak serta merta
mempercayai begitu saja. kemampuan literasi media semakin harus dimiliki karena
perkembangan teknologi yang eksponensial. Persoalan tentang media dan teknologi
akan menjadi pelik dimasa depan, terutama dalam era globalisasi sehingga setiap
orang harus berkemampuan untuk mencerna dan mereproduksi pesan media.
Namun di situasi sekarang ini, salah satu
sifat literasi media yaitu kreatif yang menginginkan untuk dapat menciptakan
perubahan yang dinamis dan mengikuti perkembangan isu yang terjadi malah
dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan lebih kreatif
lagi mengedarkan isu-isu yang tidak terbukti kebenarannya. Isu atau berita
itulah yang tidak asing lagi didengar dengan sebutan “Hoax”.
Hoax memiliki
daya magnetik ditengah-tengah masyarakat yang sedang haus akan informasi,
sensasi dan kontraversi. Dengan pemahaman yang sesungguhnya, masih abstrak
tentang definisi dan ciri-ciri hoax,
masyarakat justru terdorong memborong informasi yang sedang hangat di
perbincangkan sebagai hoax. Seperti pornografi, hoax diam-diam memikat banyak orang.
Menghindarkan masyarakat dari terpaan hoax juga terbentur oleh persoalan
epistemologi. Bagaimana pengetahuan kita tentang hoax terbentuk? Bagaimana prosesnya hingga suatu informasi dapat
dinyatakan sebagai hoax? Kita
sesungguhnya baru dapat mengetahui suatu informasi benar atau bohong setelah
kita membaca, mempelajari, dan mendiskusikannya. Kita juga sering baru
mengetahui suatu informasi itu bohong setelah menjadikan sebagai referensi
tindakan untuk menghindari kerugian tertentu.
Dengan kata lain, hoax adalah selalu merupakan keterlanjuran membaca informasi yang
belum diketahui kebenarannya. Pada bagian pertama, yang kita temukan sebenarnya
belum merupakan hoax, melainkan
informasi berpotensi hoax. Hanya
melalui proses verifikasi kita kemudian dapat memastikan apakah informasi itu
benar-benar hoax atau bukan.
Persoalannya, verifikasi sering terlambat dilakukan, justru setelah suatu
tindakan diambil untuk merespon suatu informasi.
Dalam konteks inilah persinggungan pengguna
internet dengan hoax adalah suatu
yang sulit dihindari. Apalagi, akses ke dunia maya adalah suatu yang sangat
personal. Kita dapat mengakses internet melalui telepeon pintar kapanpun dan
dimanapun. Tidak ada yang secara segera mampu menangguhkan terpaan informasi hoax kepada masyarakat.
Untuk itu pengetahuan kita akan pentingnya
kemampuan menerapkan literasi media sangat dibutuhkan untuk saat ini. Serta
dibutuhkan penanggulangan yang efektif dalam menerima dan menyaring berita hoax yang beredar. Dan hal ini sangat
ditujukan kepada para netizen baik yang akan mempublikasikan suatu informasi
kepada khalayak maupun yang hanya menerima masuknya suatu informasi
1.2.
ANALISIS ORGANISASI
Melihat masalah yang sedang ramai di
perbincangkan mengenai berita hoax
ternyata tidak hanya masyarakat yang mengahadapi permasalahan tersebut. Tetapi
juga, dihadapi oleh media-media online di Indonesia salah satu nya media online
Detik.com.
Kami telah melakukan wawancara dengan pada
tanggal 9 November 2017 dan berhasil mendapatkan informasi mengenai Detik.com,
literasi media dan pengetahuan tentang hoax.
Awal mula berdirinya Detik.com itu melalui media cetak yang bernama Detak. Lalu
setelah perkembangan zaman Detak berubah menjadi media online yang bernama
Detik.com. Sampai saat ini, Detik.com
memiliki banyak kanal diantara nya:
1)
DetikNews :Memberikan berita-berita yang subjektif dan
Sesuai dengan fakta.
2)
DetikHot :Memberikan berita-berita seputar gosip dan
Selebriti.
3)
DetikFinance :Memberikan berita-berita seputar
perekonomian yang berkaitan dengan
keuangan nasional.
4)
DetikSport :Memberikan berita-berita seputar dunia
olahraga.
5)
DetikOto :Memberikan berita-berita seputar dunia
otomotif.
6)
DetikTravel :Memberikan berita-berita seputar dunia
pariwisata.
7)
DetikFood :Memberikan berita-berita seputar dunia
makanan.
8)
DetikHealth :Memberikan berita-berita seputar dunia
kesehatan.
9)
Wolipop :Memberikan berita-berita seputar gaya hidup.
10) DetikInet :Memberikan berita-berita seputar teknologi.
Detik.com dibaca untuk
usia matang terbanyak dari usia 21-38 thn atau baisanya orang – orang pekerja. Menurut
pihak dari Detik.com, literiasi itu sumber pemberitaan, media harus dapat
memberikan suatu yang fakta, mengklarifikasi , menjelaskan secara berimbang,
kode etik mengatur banyak hal itu. Suatu hal yang disampaikan harus valid, jika
berita tersebut tidak valid maka kita katakan itu sebagai sebuah hoax.
Pada
zaman sekarang ini, yang membuat kekinian untuk studi adalah menguatnya sosial
media, mungkin sosial media lebih kuat dari media itu sendiri, bahkan ada
beberapa kalangan yang menganggap sosial
media itu seperti sebuah kebenaran, bahkan jika seseorang yang diikuti di
sosial media melakukan suatu hal, beberapa kalangan menganggap itu sebagai suatu hal yang benar.
Artinya
sosial media sudah sangat menggerakkan, hari ini pemberitaan sebuah media juga
banyak terpengaruh dengan sosial media, beberapa media mengambil untung sangat
besar dari melimpahnya informasi yang ada di sosial media dan melimpahnya hoax di sosial media. Beberapa media memberitakan hoax dengan begitu manis, hoax seolah-olah menjadi suatu komoditi
untuk di eksploitasi sampai akhirnya ditutup dengan sebuah berita bahwa itu
adalah berita hoax, akan tetapi
sebelum nya berita hoax tersebut
dinikmati terlebih dahulu.
Berbeda dengan detik.com, detik.com tidak
menyampaikan berita dengan sistematis yang seperti itu, detik.com memiliki
sebuah kanal “hoax or not” dimana dalam kanal tersebut mengupas sebuah pemberitaan yang sudah
menjadi viral dan bahkan meresahkan masyarakat, Pemberitaan yang meresahkan tersebut dilampirkan, lalu tim dari detik.com
melakukan penelusuran dan klarifikasi yaitu dengan melakukan wawancara pihak
terkait dan akhirnya menyimpukan apakah berita tersebut hoax atau tidak, semua itu tercantum dalam satu berita.
Disinilah peran dari detik.com, ketika
masyarakat mendapatkan informasi yang dinggap belum valid dari media lain,
masyarakat akan beralih ke detik.com untuk mengklarifikasi apakah informasi
tersebut hoax atau tidak. Dan suatu
hal yang lebih bahaya dari sebuah hoax
adalah setting berita, kita juga harus berhati-hati dengan setting berita
karena di khawatirkan jika sebuah berita telah tersebar di sosial media,
berarti berita tersebut memiliki potensi besar menjadi beriuta yang tidak dapat
diklarifikasi kebenarannya.
1.3.
Analisis
Publik
Masyarakat
pada dasarnya merupakan “sasaran” media massa, oleh karena itu masyarakat harus
peka dan memiliki tingkat pemahaman yang baik bagaimana dia bersikap terhadap
pemberitaan media. Karena dengan melalui media literasi membuat masyarakat
menjadi kritis, peka terhadap informasi media massa.
Melalui
media literasi masyarakat bisa meningkatkan intelektual mereka dengan aktif
mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan referensi yang
ada, sehingga informasi yang didapat bisa menjawab kebutuhan yang dicari oleh
individu sebagai anggota masyarakat itu sendiri.
Dasar
dari media literasi adalah aktivitas yang menekankan aspek edukasi di kalangan
masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses, memilih program yang
bermanfaat dan sesuai kebutuhan yang ada. Permasalahan yang ada adalah seiring
dengan derasnya arus informasi media, masyarakat pun dibuat kebingungan dan
tidak mampu memilah, menyeleksi, serta memanfaatkan informasi yang sudah mereka
peroleh.
Pada kemajuan teknologi informasi komunikasi saat ini tidak
hanya memberikan dampak yang positif tetapi juga memberikan dampak yang
negatif. Penyampaian akan informasi begitu cepat dimana setiap orang dengan
mudah memproduksi informasi, dan informasi yang begitu cepat beredar melalui
beberapa media sosial seperti facebook,
twitter, ataupun pesan telpon genggam seperti, whatsapp dan
lain sebagainya yang tidak dapat difilter dengan baik. Informasi
yang dikeluarkan ketika telah terkirim dan
dibaca oleh banyak orang dapat mempengaruhi emosi, perasaan, pikiran
bahkan tindakan seseorang atau kelompok.
Sehingga sering kali banyak masyarakat yang mudah terpengruh
oleh adanya sebuah informasi yang belum pasti kebenarannya. Salah satu contoh
pemberitaan palsu yang paling umum adalah mengklaim sesuatu barang atau
kejadian dengan suatu sebutan yang berbeda dengan barang/kejadian, misal pada
iklan sabun mandi dengan komitmen yang ditawarkan akan menjadi menarik,
terlihat putih dan lembut. Namun
ternyata realitas yang disampaikan iklan tersebut tidak seindah dengan
kenyataan yang terjadi pada diri seseorang.
Pada kondisi ini sering kali
persepsi masyarakat dibentuk oleh pesan media massa, gambaran realita yang
ditampilkan berita, iklan dan film kemudian membentuk persepsi terhadap
sebagian orang tentang cara dia memandang dunia nyata. Kondisi ini sesuai apa
yang dikemukakan Baran bahwa kebanyakan apa yang terjadi di otak kita tidak
pernah kita sadari. Walaupun aktivitas ini sering kali mempengaruhi pikiran
sadar kita, hal tersebut tidak secara langsung mempengaruhi proses kognitif
lainnya. Kesadaran kita bertindak sebagai pengawas tertinggi dari aktivitas
kognitif ini, tetapi hanya mampu mengontrol secara tebatas dan tidak langsung
(Baran, 2010:311).
Penyebaran berita hoax
bukan hanya kelas situs kecil saja, situs besar di negeri ini juga sudah
dilabeli situs hoax oleh netizen.
Bahkan mereka juga beramai-ramai memboikot situs yang dianggap hoax tersebut. Dan biasanya situs-situs
kecil langsung diblokir. Uniknya, mati satu tumbuh
seribu. Semakin diblokir, semakin menjamurnya situs-situs hoax di negeri ini. Terkadang situs-situs seperti ini orentasinya
uang, bukan kebenaran.
Sebenarnya
berita hoax tak akan mempan bagi
pembaca netizen yang bijak. Hanya
saja pembaca di Indonesia ini masih minim peminat, namun senang membaca yang
membuat dia senang, bukan membuat dia cerdas. Terkadang hanya membaca judulnya
saja, atau membaca komentar-komentar di sebuah postingan, tanpa memahami betul
isi beritanya.
Namun
begitu, dengan penuh semangat akan membagikan berita-berita hoax tersebut di
berbagai media sosialnya. Lalu bagaimana cara mengetahui berita hoax atau tidak? Setiap berita harus ada
sumbernya, sumbernya inilah sebagai pijakan utama kebenaran berita yang
ditulis. Jika kalau tidak ada sudah pasti hoax. Jika mengutip berita dari situs
lain, lihat juga situs yang dikutipnya, kalau sama-sama tidak ada sumbernya,
maka jelas sekali hoax.
Seperti
yang dikatakan oleh Narasumber bahwa sangat penting untuk mengetahui Literasi
Sosial Media karena banyak sekali Masyarakat yang memakai sosial media hanya
sekedar menggunakannya saja tetapi tidak tahu apa efek yang akan terjadi.
Dengan
beredarnya berita Hoax dapat
dijadikan bahan untuk melakukan sebuah kejahatan, misalnya seseorang
meng-upload lokasi dimana dia berada sedangkan orang lain yang berniat berbuat
jahat melihat sosial media orang tersebut maka dengan mudahnya niat jahat itu
dapat terlaksana. Dan hal yang biasa dilakukan Narasumber ketika menerima
Berita Hoax adalah tidak melanjutkan
penyebaran Berita, selalu mengklarifikasi apakah Berita tersebut benar atau
tidak.
1.4.
Menyusun
Goals dan Objectives
Goals
Untuk
mengedukasi Masyarakat mengenai Literasi Media, sehingga Masyarakat dapat
membedakan Berita Hoax atau bukan.
Objective
for public
1)
Masyarakat lebih mengetahui apa itu Literasi Media.
2)
Masyarakat sadar akan pentingnya Literasi Media.
3)
Masyarakat dapat mengambil tindakan dalam menyikapi
Berita Hoax.
2.
STRATEGY
2.1.
STRAEGI KAMPANYE PUBLIC RELATIONS
Strategi kami untuk mengedukasi masyarakat
tentang bagaimana cara mengetahui suatu berita hoax atau tidak dengan:
1)
Jangka Pendek
Dalam mengedukasi masyarakat tentang berita
hoax, kami melakukan kegiatan seminar dan talkshow dengan tujuan memberikan
pemahaman dan ilmu baru kepada khalayak tentang Literasi Media dengan
mendatangkan pembicara-pembicara yang berkompeten dalam bidang Literasi Media.
2)
Jangka Panjang
Untuk mengedukasi khalayak umum dalam waktu yang lama, kami membuat
website dengan nama www.ayoperangihoax.com yang
bekerjasama dengan detik.com yang diciptakan untuk memudahkan khalayak dalam
mengetahui suatu berita tersebut, hoax
atau tidak.
2.2.
KOMUNIKASI EFEKTIF
a.
Informasi
Memberikan
informasi kepada khalayak umum tentang bagaimana cara membedakan berita hoax atau tidak. Dengan cara melalukan
komunikasi kepada khalayak dengan bekerjasama dengam media radio Era FM
Universitas Negeri Jakarta
Kenapa
kami memilih radio lokal Universitas Negeri Jakarta? Karena kami menilai dengan
menggunakan radio Era FM dapat didengarkan dengan efektif oleh mahasiswa dan
mahasiswi Universitas Negeri Jakarta dan juga dapat membuka sesi tanya jawab
seputaran tema kami yaitu berita hoax.
b.
Persuasi
Kami
melakukan komunikasi dengan Ketua BEM setiap fakultas di Universitas Negeri
Jakarta, karena Ketua BEM dapat menjadi opinion
leader. Lalu kami juga membuat seminar sebagai program pemberantasan hoax, kami mengajak mahasiswa dan
mahasiswi Universitas Negeri Jakarta untuk mengikuti program ini karena program
ini sangat penting karena sebagai mahasiswa harus mempunyai sifat kritis agar
dapat membedakan mana yang hoax.
c.
Kredibilitas
Kami
mencari orang yang dapat mempersuasi mahasiswa dan mahasiswi Universitas Negeri
Jakarta. Kami memilih Ketua BEM di
setiap fakultas karena mereka mempunyai karisma yang tinggi yang dapat
mempersuasi dan meyakini mahasiswa dan mahasiswi Universitas Negeri Jakarta
untuk mengikuti seminar kami. Kami juga mengajak Detik.com untuk lebih
meyakinkan para audiens di seminar kami. Karena Detik.com mempunyai banyak
fakta-fakta dan cara menanggulangi hoax
dengan baik dan benar.
d.
Verbal
“Tingkatkan Literasi Media Mulai dari
Sekarang”
Literasi
media adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi
pencitraan media. Kemampuan untuk melakukan hal ini ditujukan agar pemirsa
sebagai konsumen media (termasuk anak-anak) menjadi sadar tentang cara media
dikonstruksi(dibuat) dan di akses.
Dengan
kita meningkatkan literasi media mulai dari sekarang kita dapat tahu bagaimana
media bekerja dan dapat membedakan baik dan buruk media jadi kita dapat
mengetahui berita hoax atau bukan.
3.
TACTICS
3.1.
TAKTIK KAMPANYE KOMUNIKASI
1) Sasaran :Mahasiswa-mahasiswi
Universitas
Negeri Jakarta
2) Publicity :Stand Alone Publication (Brosur dan
Poster)
3) Special
Event :Talkshow
4) Media
Promosi :Outhome adv dan
Outdoor poster
5) Materi
Publikasi :
a. Judul
seminar :Save Your Life from Hoax News
b. Tema
Seminar :Literasi media
c. Tempat :Gedung Kihajar Dewantara
Lantai. 9
Kampus A Universitas Negeri Jakarta
d. Hari,
tanggal :Kamis, 20 Mei 2017
e. Waktu :10.00
WIB – 13.00 WIB
f. Pembicara :Detik.com
dan Didaktika
g. Audience :Mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta
dan masyarakat umum.
3.2.
PUBLICITY
1) Poster
Menempelkan
poster di beberapa sudut kampus Universitas Negeri Jakarta agar dapat dilihat
oleh mahasiswa yang berlalu-lalang.
3.3.
AUDIENCE PARTICIPANT
1) Talkshow
Peserta
merupakan 200 Mahasiswa aktif yang berkuliah di Universitas Negeri Jakarta dan
masyarakat umum.
2) Kampanye
Sasaran
dari kampanye ini adalah 100 anak muda
yang sedang berolahraga di sekitar Bundaran HI Jakarta pada Hari Bebas
Kendaraan Bermotor (Car Free Day)
setiap hari Minggu.
3.4.
SPECIAL EVENTS
Kompetisi Online Video Pendek untuk mahasiswa
dengan tema “Muda Berani Perangi Hoax”.
3.5.
MATERI
PUBLIKASI
1) Talkshow
Talkshow
yang di selenggarakan di lingkup internal Universitas Negeri Jakarta bertujuan
untuk memberikan pengetahuan seputar literasi media, agar kesadaran menggunakan
media sosial secara bijak dapat diterapkan oleh mahasiswa Universitas Negeri
Jakarta.
Materi : Pentingnya Literasi Media Untuk Generasi Muda
Pembicara :
a)
Pentingnya
Literasi Media Untuk Generasi Muda
Rudiantara
(Menteri Komunikasi dan Informatika)
b)
Berita
Sebagai Sumber Pengetahuan
Alfito
Deannova (Direktur CNN Indonesia)
c)
Ways
To Be More Productive On Social Media
Raditya
Dika (Influencer Indonesia)
Arief
Muhammad (Influencer Indonesia)
Hari,
tanggal : Kamis, 22 Desember 2017
Waktu :
09.00 WIB – 11.00 WIB
Tempat : Aula Maftuchah Yusuf Gedung Dewi
Sartika, Lantai 2
Kampus A Universitas Negeri Jakarta.
2) Kampanye
Kegiatan
yang diadakan saat Car Free Day
berlangsung ini bertujuan untuk mengajak langsung kepada anak muda di luar UNJ,
agar tumbuh kesadaran untuk menggunakan media sosial secara bijak. Dengan
berpartisipasi melalui tandatangan yang diberikan yang menyatakan bahwa mereka
siap memerangi hoax di media sosial.
Bintang
tamu :
1. GAC
2. Shery
Sheinafia
3. Nidji
4. Komunitas
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO)
Hari,
tanggal :
Minggu, 24 Desember 2017
Waktu :
06.00 WIB – 09.00 WIB
3.6.
MEDIA
PROMOSI
1) Radio
Iklan
radio ditujukan kepada pendengar di 6 saluran radio.
90,8 FM - OZ Radio
2) Outdoor
Posters
Memasang
billboard agar bisa dilihat oleh pengendara di 5 wilayah Jakarta.
Jakarta
Pusat
Jakarta
Selatan
Jakarta
Timur
Jakarta
Utara
Jakarta
Barat
3.7.
BUDGETING
Production
Cost
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Total
|
1.
|
Cetak
Poster Berwarna
|
2
buah
|
Rp.
5.000,00
|
Rp.
10.000,00
|
Jumlah
|
Rp.
10.000,00
|
Event
Cost
A.
HPD
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Total
|
1.
|
Banner
|
1 buah
|
Rp. 60.000,00
|
Rp. 60.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 60.000,00
|
B.
Perlengkapan
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Total
|
1.
|
Plakat
|
2 buah
|
Rp. 75.000,00
|
Rp. 150.000,00
|
2.
|
Sertifikat Peserta
|
150 buah
|
Rp. 5.000,00
|
Rp. 750.000,00
|
3.
|
Q-Card
|
2 buah
|
Rp. 5.000,00
|
Rp. 10.000,00
|
4.
|
Battery Mic
|
2 buah
|
Rp. 5.000,00
|
Rp. 10.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 920.000,00
|
C.
Konsumsi
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Total
|
1.
|
Konsumsi Narasumber
|
2 buah
|
Rp. 50.000,00
|
Rp. 100.000,00
|
2.
|
Snack Narasumber
|
2 buah
|
Rp. 15.000,00
|
Rp. 30.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 130.000,00
|
D.
Kesekretariatan
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Total
|
1.
|
Pembuatan Proposal
|
5 buah
|
Rp. 10.000,00
|
Rp. 50.000,00
|
2.
|
Surat
|
10 buah
|
Rp. 500,00
|
Rp. 5.000,00
|
3.
|
Fotocopy
|
|
|
Rp. 25.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 80.000,00
|
E.
Acara
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Total
|
1.
|
Pembicara
|
2 orang
|
Rp. 1.000,00
|
Rp. 2.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 2.000,00
|
Rekapitulasi
Anggaran
A.
Production
Cost
Cetak
Poster Berwarna Rp. 10.000,00
B.
Event
Cost
-HPD Rp. 60.000,00
-Perlengkapan Rp. 920.000,00
-Konsumsi Rp. 130.000,00
-Kesekretariatan Rp. 80.000,00
-Acara Rp.2.000.000,00
-------------------------------------------------------------------------------------------------+
Jumlah Rp.
3.200.000,00
CONSULTANT
PUBLIC RELATIONS BACKGROUND

WHO WE ARE:
QUICKLY PUBLIC RELATION
QUICKLY merupakan sebuah Agensi PR yang berdiri sejak tahun 2000. QUICKLY FOR YOU
QUICKLY PUBLIC RELATION
QUICKLY merupakan sebuah Agensi PR yang berdiri sejak tahun 2000. QUICKLY FOR YOU
MEET OUR TEAM:
President& CEO
TUBAGUS ALFIEN BACHRAN
PENDIDIKAN
S2 Komunikasi - Universitas Padjajaran
S1 Hubungan Masyarakat - Universitas Mercu Buana
ExecutiveVicePresident,
Corporateand Technology Practices
LOVELY GRACE PATTIPEILUHU
PENDIDIKAN
S2 Komunikasi - Universitas Padjajaran
S1 Komunikasi - London SchoolofPublicRelation
ExecutiveVicePresident, ConsumerPractice
Nadia Khairunnisa
S2 Komunikasi Bisnis - Universitas Padjajaran
S1 Ilmu Komunikasi - Universita Indonesia
Senior VicePresident,
CrisisManagementandSpecialAssignments
Annisaa Zunnur Aini
S2 Ilmu Komunikasi - Universitas Padjajaran
S1 Ilmu Komunikasi - Universitas Padjajaran
Senior VicePresident, Human Resources
Febby Alpionita
S2 Ilmu Komunikasi - Universitas Indonesia
S1 Psikologi - Universitas Indonesia
Senior VicePresident, Technology
Rahmat Hidayat
S2 CreativeSoundand Media Technology - BathSpaUniversity
S1 Informasi Teknik dan Media - NanyangTechnologicalUniversity
Senior VicePresidentand Group Director,
Beauty, HealthandWellness
Chika Reza Amanda
S2 Ilmu Komunikasi - Universitas Gadjah Mada
S1 Ilmu Gizi - Universitas Indonesia
Senior VicePresident, Corporate
Evi Amallia Amini
S2 Hukum - Seoul National University
S1 Hukum - Universitas Indonesia
Senior VicePresidentand Group Director,
Lifestyle
Hasni Nur Fasiha
S2 Ilmu Komunikasi - Universitas Padjajaran
S1 Ilmu Komunikasi - Universitas Indonesia
Senior VicePresident, Food &Beverage
Ethaliana Yolanda
S2 Manajemen - Universitas Indonesia
S1 Jasa Boga - STP Bandung
Senior VicePresident, ConsumerProductsandBrands
Novira Andiani
S2 Komunikasi Bisnis - Universitas Padjajaran
S1 Manajemen - Universitas Gadjah Mada
OUR AMAZING SERVICE:
Brand Consultancy
Public Relations
Media Intelligence
CreativeCommunications
Social Marketing
Digital and Social Media
LAMPIRAN
Transkrip Wawancara
Evan wakil redaksi detik.com (bidang politik, hukum,
dan keamanan)
Febby :
“Detik.com bergerak dibidang apa?”
Mas Evan :
“Detik.com media digital, menjalankantugassebagai media sebagai pilar demokrasi
tugas kami memberikan informasi yang benar.”
Febby :
“Kalau untuk medianya ada apa saja?”
Mas Evan :”Detik.com
sebuah holding media besar mempunyai banyak kanal-kanal, punya detik news,
keuangan nasional, detik hot selibritis, dan lain-lain.”
Febby :
“Kalau detik berdiri sejak kapan?”
Mas Evan :”Beroperasi
sejak 1998 sejak reformasi pertama kali detik news”
Febby :
“Apakah Detik.com pernah mempunyai berita hoax?”
Mas Evan :
“Detik.com mempunyai kanal yang bernama hoax or not yang bisa mengklarifikasi
berita itu hoax atau tidak. Jadi berita
detik.com itu lebih selektif dalam memilih berita. Menggunakan media sosial itu
harus di filter jangan asal percaya mengenai berita itu hoax atau tidak kita harus
memilih berita.”
Febby
: ”Semakin banyak berita hoax detik juga harus mengikuti berita hoax?”
Mas Evan : ”Jadi
jaman dahulu media online itu di cap media bombastis, hari ini ada perubahan paradigma
kali ini berita itu lebih suka membaca berita inspirasi. Jadi berita hoax itu datang
tidak dicari .
Alfien :
”Untuk berita hoax sering muncul di bidang apa?”
Mas Evan : ”Biasanya
di berita news, nasional poitik hukum
Alfien :”Pada
tahun 2017 berapa banyak berita hoax?”
MasEvan : “Tahun
ini masyarakat lebih selektif dalam memilih berita masyarakat lebih pintar dalam
berita hoax. Detik.com juga mempunyai event yang bernama hantam hoax yang mencakup
seluruh Indonesia dalam mengedukasi masyarakat mengenai berita-berita hoax, jadi detik.com itu sangat menolak dan
menentang berita hoax itu sendiri.”
Alfien :
“Dalam berita hoax itu ada undang-undangnya tidak?
Mas Evan : “Ada
undang-undangnya ada di UU ITE yang menyangkut semuanya.”
FOTO-FOTO







PROPOSAL PROGRAM PERENCANAAN PUBLIC
RELATRIONS
(LITERASI MEDIA SOSIAL)

DISUSUN OLEH:
KETUA KELOMPOK : TUBAGUS ALFIEN BACHRAN
ANGGOTA KELOMPOK :
1.
ANNIS
ZUNNUR 6. HASNI NUR FASIHA
2.
CHIKA
REZA AMANDA 7. LOVELY GRACE
3.
ETHALIANA
YOLANDA 8. NADIA KHAIRUNNISA
4.
EVI
AMALIA AMINI 9. NOVIRA ANDIANI
5.
FEBBY
ALPIONITA 10.
RAHMAT HIDAYAT
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
1.
FORMATIVE RESEARCH
1.1.
ANALISIS SITUASI
Di zaman serba digital seperti sekarang ini,
tidak banyak yang mengerti apa itu literasi media. Secara gambling, literasi
media sering diasosiasikan dengan istilah melek
media. Asosiasi ini kemungkinan didapat dari istilah literate yaitu melek huruf. Namun ternyata tidak
sesederhana itu. Literasi media, secara popular dimaknai sebagai pengetahuan
dan kemampuan yang perlu dimiliki seseorang agar ia dapat mendapatkan
menggunakan media dengan benar.
Bum dan Durrant (2017) menjelaskan literasi media dalam 3 aspek
yakni kultural, kritikal, dan kreatif. Kultural berarti literasi media
dikaitkan dengan kejadian dan kondisi yang terjadi dalam masyarakat tersebut.
Hal ini karena penggunaan media tidak lepas dari pengaruh latar belakang dan
perspektif penggunanya. Literasi media kritikal, dan tidak sama diterapkan pada
satu orang ke orang lain. Akan muncul kritik-kritik yang beragam antar pengguna
media dalam menyikapi fenomena yang terjadi. Hal ini terkait dengan perspektif
dan pola pikir yang tidak sama. Kemudian yang terakhir, literasi media itu
kreatif, jadi dalam menciptakan literasi media perubahan-perubahan yang dinamis
harus berlaku karena media dan konten yang ada juga semakin berkembang.
Literasi media tidak hanya tentang mengerti
sebuah teks media, dalam hal ini teks media bukanlah huruf saja, namun juga
audio visual, baik yang bersifat searah maupun interaktif. Literasi media juga
mengulas bagaimana membuat ulang (re-making) teks tersebut, sehingga muncul
adopsi dan adaptasi atas teks-teks media yang beredar. Dengan kata lain,
literasi media harus dimiliki oleh setiap pengguna media dan ini tidak hanya
berkaitan mengerti teks media dalam tataran kognitif.
Literasi media lebih kearah kemampuan (skill) yang memungkinkan pengguna media
yang menyikapi teks media secara kritis dan bijak, sehingga tidak serta merta
mempercayai begitu saja. kemampuan literasi media semakin harus dimiliki karena
perkembangan teknologi yang eksponensial. Persoalan tentang media dan teknologi
akan menjadi pelik dimasa depan, terutama dalam era globalisasi sehingga setiap
orang harus berkemampuan untuk mencerna dan mereproduksi pesan media.
Namun di situasi sekarang ini, salah satu
sifat literasi media yaitu kreatif yang menginginkan untuk dapat menciptakan
perubahan yang dinamis dan mengikuti perkembangan isu yang terjadi malah
dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan lebih kreatif
lagi mengedarkan isu-isu yang tidak terbukti kebenarannya. Isu atau berita
itulah yang tidak asing lagi didengar dengan sebutan “Hoax”.
Hoax memiliki
daya magnetik ditengah-tengah masyarakat yang sedang haus akan informasi,
sensasi dan kontraversi. Dengan pemahaman yang sesungguhnya, masih abstrak
tentang definisi dan ciri-ciri hoax,
masyarakat justru terdorong memborong informasi yang sedang hangat di
perbincangkan sebagai hoax. Seperti pornografi, hoax diam-diam memikat banyak orang.
Menghindarkan masyarakat dari terpaan hoax juga terbentur oleh persoalan
epistemologi. Bagaimana pengetahuan kita tentang hoax terbentuk? Bagaimana prosesnya hingga suatu informasi dapat
dinyatakan sebagai hoax? Kita
sesungguhnya baru dapat mengetahui suatu informasi benar atau bohong setelah
kita membaca, mempelajari, dan mendiskusikannya. Kita juga sering baru
mengetahui suatu informasi itu bohong setelah menjadikan sebagai referensi
tindakan untuk menghindari kerugian tertentu.
Dengan kata lain, hoax adalah selalu merupakan keterlanjuran membaca informasi yang
belum diketahui kebenarannya. Pada bagian pertama, yang kita temukan sebenarnya
belum merupakan hoax, melainkan
informasi berpotensi hoax. Hanya
melalui proses verifikasi kita kemudian dapat memastikan apakah informasi itu
benar-benar hoax atau bukan.
Persoalannya, verifikasi sering terlambat dilakukan, justru setelah suatu
tindakan diambil untuk merespon suatu informasi.
Dalam konteks inilah persinggungan pengguna
internet dengan hoax adalah suatu
yang sulit dihindari. Apalagi, akses ke dunia maya adalah suatu yang sangat
personal. Kita dapat mengakses internet melalui telepeon pintar kapanpun dan
dimanapun. Tidak ada yang secara segera mampu menangguhkan terpaan informasi hoax kepada masyarakat.
Untuk itu pengetahuan kita akan pentingnya
kemampuan menerapkan literasi media sangat dibutuhkan untuk saat ini. Serta
dibutuhkan penanggulangan yang efektif dalam menerima dan menyaring berita hoax yang beredar. Dan hal ini sangat
ditujukan kepada para netizen baik yang akan mempublikasikan suatu informasi
kepada khalayak maupun yang hanya menerima masuknya suatu informasi
1.2.
ANALISIS ORGANISASI
Melihat masalah yang sedang ramai di
perbincangkan mengenai berita hoax
ternyata tidak hanya masyarakat yang mengahadapi permasalahan tersebut. Tetapi
juga, dihadapi oleh media-media online di Indonesia salah satu nya media online
Detik.com.
Kami telah melakukan wawancara dengan pada
tanggal 9 November 2017 dan berhasil mendapatkan informasi mengenai Detik.com,
literasi media dan pengetahuan tentang hoax.
Awal mula berdirinya Detik.com itu melalui media cetak yang bernama Detak. Lalu
setelah perkembangan zaman Detak berubah menjadi media online yang bernama
Detik.com. Sampai saat ini, Detik.com
memiliki banyak kanal diantara nya:
1)
DetikNews :Memberikan berita-berita yang subjektif dan
Sesuai dengan fakta.
2)
DetikHot :Memberikan berita-berita seputar gosip dan
Selebriti.
3)
DetikFinance :Memberikan berita-berita seputar
perekonomian yang berkaitan dengan
keuangan nasional.
4)
DetikSport :Memberikan berita-berita seputar dunia
olahraga.
5)
DetikOto :Memberikan berita-berita seputar dunia
otomotif.
6)
DetikTravel :Memberikan berita-berita seputar dunia
pariwisata.
7)
DetikFood :Memberikan berita-berita seputar dunia
makanan.
8)
DetikHealth :Memberikan berita-berita seputar dunia
kesehatan.
9)
Wolipop :Memberikan berita-berita seputar gaya hidup.
10) DetikInet :Memberikan berita-berita seputar teknologi.
Detik.com dibaca untuk
usia matang terbanyak dari usia 21-38 thn atau baisanya orang – orang pekerja. Menurut
pihak dari Detik.com, literiasi itu sumber pemberitaan, media harus dapat
memberikan suatu yang fakta, mengklarifikasi , menjelaskan secara berimbang,
kode etik mengatur banyak hal itu. Suatu hal yang disampaikan harus valid, jika
berita tersebut tidak valid maka kita katakan itu sebagai sebuah hoax.
Pada
zaman sekarang ini, yang membuat kekinian untuk studi adalah menguatnya sosial
media, mungkin sosial media lebih kuat dari media itu sendiri, bahkan ada
beberapa kalangan yang menganggap sosial
media itu seperti sebuah kebenaran, bahkan jika seseorang yang diikuti di
sosial media melakukan suatu hal, beberapa kalangan menganggap itu sebagai suatu hal yang benar.
Artinya
sosial media sudah sangat menggerakkan, hari ini pemberitaan sebuah media juga
banyak terpengaruh dengan sosial media, beberapa media mengambil untung sangat
besar dari melimpahnya informasi yang ada di sosial media dan melimpahnya hoax di sosial media. Beberapa media memberitakan hoax dengan begitu manis, hoax seolah-olah menjadi suatu komoditi
untuk di eksploitasi sampai akhirnya ditutup dengan sebuah berita bahwa itu
adalah berita hoax, akan tetapi
sebelum nya berita hoax tersebut
dinikmati terlebih dahulu.
Berbeda dengan detik.com, detik.com tidak
menyampaikan berita dengan sistematis yang seperti itu, detik.com memiliki
sebuah kanal “hoax or not” dimana dalam kanal tersebut mengupas sebuah pemberitaan yang sudah
menjadi viral dan bahkan meresahkan masyarakat, Pemberitaan yang meresahkan tersebut dilampirkan, lalu tim dari detik.com
melakukan penelusuran dan klarifikasi yaitu dengan melakukan wawancara pihak
terkait dan akhirnya menyimpukan apakah berita tersebut hoax atau tidak, semua itu tercantum dalam satu berita.
Disinilah peran dari detik.com, ketika
masyarakat mendapatkan informasi yang dinggap belum valid dari media lain,
masyarakat akan beralih ke detik.com untuk mengklarifikasi apakah informasi
tersebut hoax atau tidak. Dan suatu
hal yang lebih bahaya dari sebuah hoax
adalah setting berita, kita juga harus berhati-hati dengan setting berita
karena di khawatirkan jika sebuah berita telah tersebar di sosial media,
berarti berita tersebut memiliki potensi besar menjadi beriuta yang tidak dapat
diklarifikasi kebenarannya.
1.3.
Analisis
Publik
Masyarakat
pada dasarnya merupakan “sasaran” media massa, oleh karena itu masyarakat harus
peka dan memiliki tingkat pemahaman yang baik bagaimana dia bersikap terhadap
pemberitaan media. Karena dengan melalui media literasi membuat masyarakat
menjadi kritis, peka terhadap informasi media massa.
Melalui
media literasi masyarakat bisa meningkatkan intelektual mereka dengan aktif
mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan referensi yang
ada, sehingga informasi yang didapat bisa menjawab kebutuhan yang dicari oleh
individu sebagai anggota masyarakat itu sendiri.
Dasar
dari media literasi adalah aktivitas yang menekankan aspek edukasi di kalangan
masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses, memilih program yang
bermanfaat dan sesuai kebutuhan yang ada. Permasalahan yang ada adalah seiring
dengan derasnya arus informasi media, masyarakat pun dibuat kebingungan dan
tidak mampu memilah, menyeleksi, serta memanfaatkan informasi yang sudah mereka
peroleh.
Pada kemajuan teknologi informasi komunikasi saat ini tidak
hanya memberikan dampak yang positif tetapi juga memberikan dampak yang
negatif. Penyampaian akan informasi begitu cepat dimana setiap orang dengan
mudah memproduksi informasi, dan informasi yang begitu cepat beredar melalui
beberapa media sosial seperti facebook,
twitter, ataupun pesan telpon genggam seperti, whatsapp dan
lain sebagainya yang tidak dapat difilter dengan baik. Informasi
yang dikeluarkan ketika telah terkirim dan
dibaca oleh banyak orang dapat mempengaruhi emosi, perasaan, pikiran
bahkan tindakan seseorang atau kelompok.
Sehingga sering kali banyak masyarakat yang mudah terpengruh
oleh adanya sebuah informasi yang belum pasti kebenarannya. Salah satu contoh
pemberitaan palsu yang paling umum adalah mengklaim sesuatu barang atau
kejadian dengan suatu sebutan yang berbeda dengan barang/kejadian, misal pada
iklan sabun mandi dengan komitmen yang ditawarkan akan menjadi menarik,
terlihat putih dan lembut. Namun
ternyata realitas yang disampaikan iklan tersebut tidak seindah dengan
kenyataan yang terjadi pada diri seseorang.
Pada kondisi ini sering kali
persepsi masyarakat dibentuk oleh pesan media massa, gambaran realita yang
ditampilkan berita, iklan dan film kemudian membentuk persepsi terhadap
sebagian orang tentang cara dia memandang dunia nyata. Kondisi ini sesuai apa
yang dikemukakan Baran bahwa kebanyakan apa yang terjadi di otak kita tidak
pernah kita sadari. Walaupun aktivitas ini sering kali mempengaruhi pikiran
sadar kita, hal tersebut tidak secara langsung mempengaruhi proses kognitif
lainnya. Kesadaran kita bertindak sebagai pengawas tertinggi dari aktivitas
kognitif ini, tetapi hanya mampu mengontrol secara tebatas dan tidak langsung
(Baran, 2010:311).
Penyebaran berita hoax
bukan hanya kelas situs kecil saja, situs besar di negeri ini juga sudah
dilabeli situs hoax oleh netizen.
Bahkan mereka juga beramai-ramai memboikot situs yang dianggap hoax tersebut. Dan biasanya situs-situs
kecil langsung diblokir. Uniknya, mati satu tumbuh
seribu. Semakin diblokir, semakin menjamurnya situs-situs hoax di negeri ini. Terkadang situs-situs seperti ini orentasinya
uang, bukan kebenaran.
Sebenarnya
berita hoax tak akan mempan bagi
pembaca netizen yang bijak. Hanya
saja pembaca di Indonesia ini masih minim peminat, namun senang membaca yang
membuat dia senang, bukan membuat dia cerdas. Terkadang hanya membaca judulnya
saja, atau membaca komentar-komentar di sebuah postingan, tanpa memahami betul
isi beritanya.
Namun
begitu, dengan penuh semangat akan membagikan berita-berita hoax tersebut di
berbagai media sosialnya. Lalu bagaimana cara mengetahui berita hoax atau tidak? Setiap berita harus ada
sumbernya, sumbernya inilah sebagai pijakan utama kebenaran berita yang
ditulis. Jika kalau tidak ada sudah pasti hoax. Jika mengutip berita dari situs
lain, lihat juga situs yang dikutipnya, kalau sama-sama tidak ada sumbernya,
maka jelas sekali hoax.
Seperti
yang dikatakan oleh Narasumber bahwa sangat penting untuk mengetahui Literasi
Sosial Media karena banyak sekali Masyarakat yang memakai sosial media hanya
sekedar menggunakannya saja tetapi tidak tahu apa efek yang akan terjadi.
Dengan
beredarnya berita Hoax dapat
dijadikan bahan untuk melakukan sebuah kejahatan, misalnya seseorang
meng-upload lokasi dimana dia berada sedangkan orang lain yang berniat berbuat
jahat melihat sosial media orang tersebut maka dengan mudahnya niat jahat itu
dapat terlaksana. Dan hal yang biasa dilakukan Narasumber ketika menerima
Berita Hoax adalah tidak melanjutkan
penyebaran Berita, selalu mengklarifikasi apakah Berita tersebut benar atau
tidak.
1.4.
Menyusun
Goals dan Objectives
Goals
Untuk
mengedukasi Masyarakat mengenai Literasi Media, sehingga Masyarakat dapat
membedakan Berita Hoax atau bukan.
Objective
for public
1)
Masyarakat lebih mengetahui apa itu Literasi Media.
2)
Masyarakat sadar akan pentingnya Literasi Media.
3)
Masyarakat dapat mengambil tindakan dalam menyikapi
Berita Hoax.
2.
STRATEGY
2.1.
STRAEGI KAMPANYE PUBLIC RELATIONS
Strategi kami untuk mengedukasi masyarakat
tentang bagaimana cara mengetahui suatu berita hoax atau tidak dengan:
1)
Jangka Pendek
Dalam mengedukasi masyarakat tentang berita
hoax, kami melakukan kegiatan seminar dan talkshow dengan tujuan memberikan
pemahaman dan ilmu baru kepada khalayak tentang Literasi Media dengan
mendatangkan pembicara-pembicara yang berkompeten dalam bidang Literasi Media.
2)
Jangka Panjang
Untuk mengedukasi khalayak umum dalam waktu yang lama, kami membuat
website dengan nama www.ayoperangihoax.com yang
bekerjasama dengan detik.com yang diciptakan untuk memudahkan khalayak dalam
mengetahui suatu berita tersebut, hoax
atau tidak.
2.2.
KOMUNIKASI EFEKTIF
a.
Informasi
Memberikan
informasi kepada khalayak umum tentang bagaimana cara membedakan berita hoax atau tidak. Dengan cara melalukan
komunikasi kepada khalayak dengan bekerjasama dengam media radio Era FM
Universitas Negeri Jakarta
Kenapa
kami memilih radio lokal Universitas Negeri Jakarta? Karena kami menilai dengan
menggunakan radio Era FM dapat didengarkan dengan efektif oleh mahasiswa dan
mahasiswi Universitas Negeri Jakarta dan juga dapat membuka sesi tanya jawab
seputaran tema kami yaitu berita hoax.
b.
Persuasi
Kami
melakukan komunikasi dengan Ketua BEM setiap fakultas di Universitas Negeri
Jakarta, karena Ketua BEM dapat menjadi opinion
leader. Lalu kami juga membuat seminar sebagai program pemberantasan hoax, kami mengajak mahasiswa dan
mahasiswi Universitas Negeri Jakarta untuk mengikuti program ini karena program
ini sangat penting karena sebagai mahasiswa harus mempunyai sifat kritis agar
dapat membedakan mana yang hoax.
c.
Kredibilitas
Kami
mencari orang yang dapat mempersuasi mahasiswa dan mahasiswi Universitas Negeri
Jakarta. Kami memilih Ketua BEM di
setiap fakultas karena mereka mempunyai karisma yang tinggi yang dapat
mempersuasi dan meyakini mahasiswa dan mahasiswi Universitas Negeri Jakarta
untuk mengikuti seminar kami. Kami juga mengajak Detik.com untuk lebih
meyakinkan para audiens di seminar kami. Karena Detik.com mempunyai banyak
fakta-fakta dan cara menanggulangi hoax
dengan baik dan benar.
d.
Verbal
“Tingkatkan Literasi Media Mulai dari
Sekarang”
Literasi
media adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi
pencitraan media. Kemampuan untuk melakukan hal ini ditujukan agar pemirsa
sebagai konsumen media (termasuk anak-anak) menjadi sadar tentang cara media
dikonstruksi(dibuat) dan di akses.
Dengan
kita meningkatkan literasi media mulai dari sekarang kita dapat tahu bagaimana
media bekerja dan dapat membedakan baik dan buruk media jadi kita dapat
mengetahui berita hoax atau bukan.
3.
TACTICS
3.1.
TAKTIK KAMPANYE KOMUNIKASI
1) Sasaran :Mahasiswa-mahasiswi
Universitas
Negeri Jakarta
2) Publicity :Stand Alone Publication (Brosur dan
Poster)
3) Special
Event :Talkshow
4) Media
Promosi :Outhome adv dan
Outdoor poster
5) Materi
Publikasi :
a. Judul
seminar :Save Your Life from Hoax News
b. Tema
Seminar :Literasi media
c. Tempat :Gedung Kihajar Dewantara
Lantai. 9
Kampus A Universitas Negeri Jakarta
d. Hari,
tanggal :Kamis, 20 Mei 2017
e. Waktu :10.00
WIB – 13.00 WIB
f. Pembicara :Detik.com
dan Didaktika
g. Audience :Mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta
dan masyarakat umum.
3.2.
PUBLICITY
1) Poster
Menempelkan
poster di beberapa sudut kampus Universitas Negeri Jakarta agar dapat dilihat
oleh mahasiswa yang berlalu-lalang.
3.3.
AUDIENCE PARTICIPANT
1) Talkshow
Peserta
merupakan 200 Mahasiswa aktif yang berkuliah di Universitas Negeri Jakarta dan
masyarakat umum.
2) Kampanye
Sasaran
dari kampanye ini adalah 100 anak muda
yang sedang berolahraga di sekitar Bundaran HI Jakarta pada Hari Bebas
Kendaraan Bermotor (Car Free Day)
setiap hari Minggu.
3.4.
SPECIAL EVENTS
Kompetisi Online Video Pendek untuk mahasiswa
dengan tema “Muda Berani Perangi Hoax”.
3.5.
MATERI
PUBLIKASI
1) Talkshow
Talkshow
yang di selenggarakan di lingkup internal Universitas Negeri Jakarta bertujuan
untuk memberikan pengetahuan seputar literasi media, agar kesadaran menggunakan
media sosial secara bijak dapat diterapkan oleh mahasiswa Universitas Negeri
Jakarta.
Materi : Pentingnya Literasi Media Untuk Generasi Muda
Pembicara :
a)
Pentingnya
Literasi Media Untuk Generasi Muda
Rudiantara
(Menteri Komunikasi dan Informatika)
b)
Berita
Sebagai Sumber Pengetahuan
Alfito
Deannova (Direktur CNN Indonesia)
c)
Ways
To Be More Productive On Social Media
Raditya
Dika (Influencer Indonesia)
Arief
Muhammad (Influencer Indonesia)
Hari,
tanggal : Kamis, 22 Desember 2017
Waktu :
09.00 WIB – 11.00 WIB
Tempat : Aula Maftuchah Yusuf Gedung Dewi
Sartika, Lantai 2
Kampus A Universitas Negeri Jakarta.
2) Kampanye
Kegiatan
yang diadakan saat Car Free Day
berlangsung ini bertujuan untuk mengajak langsung kepada anak muda di luar UNJ,
agar tumbuh kesadaran untuk menggunakan media sosial secara bijak. Dengan
berpartisipasi melalui tandatangan yang diberikan yang menyatakan bahwa mereka
siap memerangi hoax di media sosial.
Bintang
tamu :
1. GAC
2. Shery
Sheinafia
3. Nidji
4. Komunitas
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO)
Hari,
tanggal :
Minggu, 24 Desember 2017
Waktu :
06.00 WIB – 09.00 WIB
3.6.
MEDIA
PROMOSI
1) Radio
Iklan
radio ditujukan kepada pendengar di 6 saluran radio.
90,8 FM - OZ Radio
2) Outdoor
Posters
Memasang
billboard agar bisa dilihat oleh pengendara di 5 wilayah Jakarta.
Jakarta
Pusat
Jakarta
Selatan
Jakarta
Timur
Jakarta
Utara
Jakarta
Barat
3.7.
BUDGETING
Production
Cost
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Total
|
1.
|
Cetak
Poster Berwarna
|
2
buah
|
Rp.
5.000,00
|
Rp.
10.000,00
|
Jumlah
|
Rp.
10.000,00
|
Event
Cost
A.
HPD
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Total
|
1.
|
Banner
|
1 buah
|
Rp. 60.000,00
|
Rp. 60.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 60.000,00
|
B.
Perlengkapan
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Total
|
1.
|
Plakat
|
2 buah
|
Rp. 75.000,00
|
Rp. 150.000,00
|
2.
|
Sertifikat Peserta
|
150 buah
|
Rp. 5.000,00
|
Rp. 750.000,00
|
3.
|
Q-Card
|
2 buah
|
Rp. 5.000,00
|
Rp. 10.000,00
|
4.
|
Battery Mic
|
2 buah
|
Rp. 5.000,00
|
Rp. 10.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 920.000,00
|
C.
Konsumsi
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Total
|
1.
|
Konsumsi Narasumber
|
2 buah
|
Rp. 50.000,00
|
Rp. 100.000,00
|
2.
|
Snack Narasumber
|
2 buah
|
Rp. 15.000,00
|
Rp. 30.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 130.000,00
|
D.
Kesekretariatan
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Total
|
1.
|
Pembuatan Proposal
|
5 buah
|
Rp. 10.000,00
|
Rp. 50.000,00
|
2.
|
Surat
|
10 buah
|
Rp. 500,00
|
Rp. 5.000,00
|
3.
|
Fotocopy
|
|
|
Rp. 25.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 80.000,00
|
E.
Acara
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Harga Satuan
|
Total
|
1.
|
Pembicara
|
2 orang
|
Rp. 1.000,00
|
Rp. 2.000,00
|
Jumlah
|
Rp. 2.000,00
|
Rekapitulasi
Anggaran
A.
Production
Cost
Cetak
Poster Berwarna Rp. 10.000,00
B.
Event
Cost
-HPD Rp. 60.000,00
-Perlengkapan Rp. 920.000,00
-Konsumsi Rp. 130.000,00
-Kesekretariatan Rp. 80.000,00
-Acara Rp.2.000.000,00
-------------------------------------------------------------------------------------------------+
Jumlah Rp.
3.200.000,00
CONSULTANT
PUBLIC RELATIONS BACKGROUND

WHO WE ARE:
QUICKLY PUBLIC RELATION
QUICKLY merupakan sebuah Agensi PR yang berdiri sejak tahun 2000. QUICKLY FOR YOU
QUICKLY PUBLIC RELATION
QUICKLY merupakan sebuah Agensi PR yang berdiri sejak tahun 2000. QUICKLY FOR YOU
MEET OUR TEAM:
President& CEO
TUBAGUS ALFIEN BACHRAN
PENDIDIKAN
S2 Komunikasi - Universitas Padjajaran
S1 Hubungan Masyarakat - Universitas Mercu Buana
ExecutiveVicePresident,
Corporateand Technology Practices
LOVELY GRACE PATTIPEILUHU
PENDIDIKAN
S2 Komunikasi - Universitas Padjajaran
S1 Komunikasi - London SchoolofPublicRelation
ExecutiveVicePresident, ConsumerPractice
Nadia Khairunnisa
S2 Komunikasi Bisnis - Universitas Padjajaran
S1 Ilmu Komunikasi - Universita Indonesia
Senior VicePresident,
CrisisManagementandSpecialAssignments
Annisaa Zunnur Aini
S2 Ilmu Komunikasi - Universitas Padjajaran
S1 Ilmu Komunikasi - Universitas Padjajaran
Senior VicePresident, Human Resources
Febby Alpionita
S2 Ilmu Komunikasi - Universitas Indonesia
S1 Psikologi - Universitas Indonesia
Senior VicePresident, Technology
Rahmat Hidayat
S2 CreativeSoundand Media Technology - BathSpaUniversity
S1 Informasi Teknik dan Media - NanyangTechnologicalUniversity
Senior VicePresidentand Group Director,
Beauty, HealthandWellness
Chika Reza Amanda
S2 Ilmu Komunikasi - Universitas Gadjah Mada
S1 Ilmu Gizi - Universitas Indonesia
Senior VicePresident, Corporate
Evi Amallia Amini
S2 Hukum - Seoul National University
S1 Hukum - Universitas Indonesia
Senior VicePresidentand Group Director,
Lifestyle
Hasni Nur Fasiha
S2 Ilmu Komunikasi - Universitas Padjajaran
S1 Ilmu Komunikasi - Universitas Indonesia
Senior VicePresident, Food &Beverage
Ethaliana Yolanda
S2 Manajemen - Universitas Indonesia
S1 Jasa Boga - STP Bandung
Senior VicePresident, ConsumerProductsandBrands
Novira Andiani
S2 Komunikasi Bisnis - Universitas Padjajaran
S1 Manajemen - Universitas Gadjah Mada
OUR AMAZING SERVICE:
Brand Consultancy
Public Relations
Media Intelligence
CreativeCommunications
Social Marketing
Digital and Social Media
LAMPIRAN
Transkrip Wawancara
Evan wakil redaksi detik.com (bidang politik, hukum,
dan keamanan)
Febby :
“Detik.com bergerak dibidang apa?”
Mas Evan :
“Detik.com media digital, menjalankantugassebagai media sebagai pilar demokrasi
tugas kami memberikan informasi yang benar.”
Febby :
“Kalau untuk medianya ada apa saja?”
Mas Evan :”Detik.com
sebuah holding media besar mempunyai banyak kanal-kanal, punya detik news,
keuangan nasional, detik hot selibritis, dan lain-lain.”
Febby :
“Kalau detik berdiri sejak kapan?”
Mas Evan :”Beroperasi
sejak 1998 sejak reformasi pertama kali detik news”
Febby :
“Apakah Detik.com pernah mempunyai berita hoax?”
Mas Evan :
“Detik.com mempunyai kanal yang bernama hoax or not yang bisa mengklarifikasi
berita itu hoax atau tidak. Jadi berita
detik.com itu lebih selektif dalam memilih berita. Menggunakan media sosial itu
harus di filter jangan asal percaya mengenai berita itu hoax atau tidak kita harus
memilih berita.”
Febby
: ”Semakin banyak berita hoax detik juga harus mengikuti berita hoax?”
Mas Evan : ”Jadi
jaman dahulu media online itu di cap media bombastis, hari ini ada perubahan paradigma
kali ini berita itu lebih suka membaca berita inspirasi. Jadi berita hoax itu datang
tidak dicari .
Alfien :
”Untuk berita hoax sering muncul di bidang apa?”
Mas Evan : ”Biasanya
di berita news, nasional poitik hukum
Alfien :”Pada
tahun 2017 berapa banyak berita hoax?”
MasEvan : “Tahun
ini masyarakat lebih selektif dalam memilih berita masyarakat lebih pintar dalam
berita hoax. Detik.com juga mempunyai event yang bernama hantam hoax yang mencakup
seluruh Indonesia dalam mengedukasi masyarakat mengenai berita-berita hoax, jadi detik.com itu sangat menolak dan
menentang berita hoax itu sendiri.”
Alfien :
“Dalam berita hoax itu ada undang-undangnya tidak?
Mas Evan : “Ada
undang-undangnya ada di UU ITE yang menyangkut semuanya.”
FOTO-FOTO











CASINOS in CT - Casino Review & Promo Code - JtmHub
BalasHapusRead our Casino Review 2021 ✔️ Get your $1000 casino bonus now! ☝️ Fast payouts ⭐ Free 수원 출장마사지 spins ⭐ No deposit required. 광명 출장샵 Rating: 익산 출장안마 4.3 공주 출장마사지 · Review by Jayesh Bhattar 안산 출장샵